Unsur dan Elemen Pembentuk Lansekap
Lansekap merupakan suatu kondisi bentang alam baik yang
alami maupun buatan, yang mewadahi semua kehidupan di atas bumi ini. Langit,
udara, tanah vegetasi, fauna, bangunan-bangunan, manusia, serta masih banyak
elemen lainnya, merupakan komponen-komponen penyusun lansekap. Masing-masing
komponen tersebut memiliki peran dan fungsi yang spesifik, sehingga secara
keseluruhan membentuk satu kesatuan sistem yang utuh dan saling terkait. Selain
faktor-faktor fisik, bentukan lansekap juga dipengaruhi oleh faktor non fisik,
seperti faktor ekonomi, agama, sosial, budaya, adat, serta tradisi yang hidup
dan berkembang di dalam masyarakat. Faktor non fisik tersebut akan sangat
berpengaruh terhadap bentuk dan karakteristik lansekap yang ada di suatu wilayah.
1.
Elemen-Elemen Ruang Luar
a. Lantai
:
·
Perkerasan
·
Rerumputan
b. Dinding
:
·
Pepohonan (pembatas fisik area)
·
Sirkulasi di sekitar (pembatas semu)
·
Bangunan di sekitarnya (pembatas masif)
c. Atap
·
Kanopi
·
Langit
2.
Unsur-Unsur Ruang Luar
a. Soft
Material
· Vegetasi
1)
Habitus
Tanaman berdasarkan segi Botanis/Morfologis :
- Pohon : batang berzat kayu, percabangan jauh dari tanah, berakar dalam,
tinggi di atas 3 m
- Perdu : batang berzat kayu, percabangan dekat dengan tanah, berakar
dangkal, tinggi 1-3 m
- Semak : batang tidak berzat kayu, percabangan dekat dengan tanah, berakar
dangkal
-
Semusim : daur hidupnya semusim (3-4 bulan)
- Rerumputan : jenis penutup tanah
2)
Fungsi
Tanaman
a.
Visual Control (kontrol pandangan)
-
Menahan silau yang ditimbulkan matahari, lampu, pantulan cahaya
- Sebagai dinding (border), atap (canopy / pergola) dan lantai
(groundcover)
-
Pembentuk privacy bagi manusia
- Sebagai penghalang pandangan sesuatu yang tidak menyenangkan (green
screen)
b.
Physical Barriers (Pembatas Fisik)
-
Pengendali / membatasi pergerakan manusia dan binatang
-
Pengarah gerak
c.
Climate Control (Pengendali Iklim)
-
Kontrol radiasi matahari dan suhu
-
Pengendali angin
-
Tanaman sebagai Filter
-
Pengendali suara
-
Pengendali kelembaban
d.
Erosion Control (Pencegah Erosi)
- Akar tanaman dapat mengikat tanah sehingga tanah jadi kokoh dan tahan terhadap
pukulan air hujan dan tiupan angin
- Vegetasi dapat menahan turunnya air hujan sehingga tidak langsung ke
tanah
e.
Wildlife Habitats (Habitat Binatang)
-
Tanaman sebagai sumber makanan bagi hewan
-
Tanaman sebagai tempat berlindung
f.
Aesthetic Values (Nilai Estetika)
-
Memberi nilai estetis dan meningkatkan kualitas lingkungan binaan
-
Dipengaruhi faktor warna, bentuk, tekstur, skala
- Dapat dicapai dengan mengkombinasikan terhadap unsur lansekap yang lain
-
Dapat dicapai dengan membentuk kesan pembayangan
3)
Perletakan
a)
Berdasarkan Tujuan-nya, mempertimbangkan kesan ‘unity’
- Mempertimbangkan variasi, penekanan, keseimbangan, kesederhanaan, dan
sekuensial
b)
Berdasarkan Fungsi-nya
-
Jalur tanaman tepi
-
Daerah tikungan
-
Jalur median jalan
-
Daerah persimpangan
4)
Bentuk
& Struktur
-
Ketinggian dan lebar vegetasi
-
Jenis ketahanan daun dari kerontokan
-
Struktur percabangan dan warna kulit vegetasi
-
Sifat mahkota daun yang teduh dan memberi aliran gerak angin
-
Peran dan guna dari vegetasi
·
Air
a)
Sifat
Sifatnya yang tenang membuat keberadaannya di kolam
menghasilkan refleksi bayangan yang indah
b)
Bentuk
Jika dikombinasikan dengan pohon dapat menghasilkan
suasana tenang
c)
Gerak Air
Dapat dimanipulasi menjadi bentukan air terjun, air
mancur, air mencurat, air memercik atau aliran air biasa
b. Hard
Material
· Batu
1)
Klasifikasi
Batu Alam berdasarkan TEGANGAN-nya :
- BATU LUNAK : batu alam yg mudah digali dan dipatahkan dengan tangan
telanjang. Mengalami pelapukan dan retakan
- BATU SEDANG : sifatnya antara lunak dan keras, mematah kannya dipukul
dengan palu, tak bisa dengan tangan biasa
- BATU KERAS : hanya bisa digali dengan bahan peledak, tak mengandung
banyak retakan
2)
Klasifikasi
Batu Alam berdasarkan KEJADIAN-nya :
- BATU KARENA PENGERASAN :berasal dari magma, yang karena tekanan panas,
muncul kepermukaan, meleleh lalu dingin dan mengeras
- BATU LAPISAN : terjadi krn pengerasan, dimakan cuaca mengendap di dasar
sungai/laut. Bersama lempung & kapur mengendap jadi lapisan
- BATU UBAHAN : batu lapisan yang berubah krn pengaruh gas dan tekanan
panas sangat tinggi (balur, batu keping dan batu kontak)
- BATU ROBOHAN : seperti pasir, kerikil, batu kali, cadas-lahar, batu paras.
3)
Batu Alam berdasarkan BENTUK & CARA MENYUSUN-nya:
- KONSTRUKSI DINDING BATU KALI ; digunakan tanpa persiapan atau pecahan
batu kali itu sendiri, tatanannya tidak teratur. Supaya konstruksinya kuat maka
digunakan batu tarahan.
- KONSTRUKSI DINDING BATU PECAHAN ; konstruksinya menggunakan pecahan batu
gunung tanpa batu tarahan. Dimensi tinggi pecahan batunya sekitar 15-30cm.
Penataannya diisi dengan bahan adukan atau ditambah batu kecil/tipis. Tebal
konstruksinya mencapai 50 cm
- KONSTRUKSI DINDING BATU TARAHAN ; membutuhkan tarahan pada bagian muka
dan sisi atas dan bawah sedikitnya 12 cm lebar dan siku-siku pada bagian muka
· Artificial
1)
BATU MERAH
- Batu buatan yang dibakar, terbuat dari campuran lempung, sekam padi (sbg
alas agar tak lengket tanah & sbg pori2 batu), kotoran binatang (utk
melunakkan tanah, membantu proses pembakaran) serta air (utk melunakkan &
merendam tanah)
-
Bahan bakarnya : kayu api atau sekam padi
2)
GENTING FLAM & GENTING PRES
-
Terbuat dari lempung yang dibakar, digunakan sebagai pelapis atap
- Dapur sederhana digunakan untuk membakar dengan dinding tetap dan lantai
berlubang
- Untuk genting press, cetakan dg mesin hasilnya lebih lebih rapi, rapat,
ukuran sama dan meminimalisasi rembesan air.
3)
BATAKO
- Batu buatan atau batu cetak yang tidak dibakar
- Terbuat dari tras, kapur dan sedikit semen portland
- Karena ukuran lebih besar dari bata merah maka dari segi kuantitatif
lebih hemat
- Berat tembok/dinding menjadi lebih ringan
- Bentuk dan warna yang cukup menarik, memungkinkan untuk penggunaan tanpa
plester
- Dapat dibuat dengan mesin-mesin yang sederhana.
========================== abiezm
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar