Pencarian
Retail Service
- Aksesoris Dekorasi
- Aneka Kreasi Furniture dari Kayu Jati Belanda
- Demolish / Jasa Bongkaran Toko
- Pemasangan Plafond dan Partisi Ruangan
- Pembuatan Funiture (Segala Jenis Finishing)
- Pembuatan Kusen, Daun Pintu dan Jendela
- Pembuatan Sofa, Kursi , Dll
- Penjualan Aksesoris Interior
- Potong / Tekuk Plat Stainess Steel
- Workshop Mafaz Interior
Selasa, 12 Februari 2013
Senin, 04 Februari 2013
KAWASAN BERSEJARAH
===================================
Karakteristik Kawasan Bersejarah
===================================
..............................................Manley dan guise (1998) dalam bukunya concervation in the built environment. Karakter adalah suatu pengalaman sensory yang berkaitan dengan pengalaman penglihatan (visual). Sedangkan Nasar (1989) dalam bukunya Perception Cognition and Evaluation of Urban Place. Manusia hanya mampu menilai elemen-elemen yang paling menonjol dan mudah diingati, dimana ciri-ciri dari elemen tersebut akan membangkitkan reaksi tertentu terhadap banyak orang serta elemen tersebut mampu mempengaruhi identitas suatu kawasan. Karakter kawasan merupakan kualitas yang dihasilkan oleh gabungan dari berbagai komponen dan unsur-unsur di dalam lingkungan. Untuk mengetahui karakter kawasan perlu dilakukan observasi dan menilai kualitas-kualitas kawasan yang dihasilkan oleh komponen-komponen lingkungan yang ada.
...........................................Manley dan Guise menyatakan bahwa Karakter suatu kawasan bersejarah akan lebih baik dan lebih mudah diingat oleh penghuni yang menempati kawasan tersebut, jika telah mencapai waktu yang lama, hal ini disebabkan oleh adanya citra visual kawasan tersebut sudah meresap didalam pikiran penghuninya. Christian Nurberg Schulz (1988) dalam bukunya Meaning and Place. Setiap kawasan bersejarah pasti mempunyai Karakter tersendiri, dimana karakter tersebut merupakan hasil dari perpaduan elemen-elemen yang ada sebagai pembentuknya. Elemen-elemen yang dimaksud oleh Christian Nurberg Schulz, menurut Shuhana (1997) dalam bukunya Identity of Place, hanya elemen yang paling menonjol dari segi fisik atau visual yang dapat mempengaruhi Karakter kawasan.
...........................................Menurut Garnham (1985) dalam bukunya Maintaining The Spirit of Place: A Process For The Preservation of Town Character. Ada tiga komponen dasar karakter kawasan bersejarah yaitu:
1. Kualitas fisik
Bentukan fisik berupa struktur ruang, tampilan bangunan, langgam arsitektural, penggunaan material yang khas, vegetasi dan lanskap alam yang unik.
2. Fungsi dan aktivitas yang dapat di lihat
Identitas lingkungan dibentuk oleh kegiatan dan aktivitas masyarakat dalam menggunakan fasilitas fisik kawasan baik yang rutin maupun acara khusus temporer.
3. Makna atau simbol-simbol pada kawasan
Identitas kawasan dibentuk pula oleh memori, makna dan nilai simbolisme tempat yang merupakan reaksi manusia terhadap kawasan.
Adapun symbol atau simbol dalam kamus Webster (1997) dijelaskan sebagai berikut :
• Sesuatu yang menunjukkan, mewakili atau memberi kesan mengenai sesuatu yang lain; sebuah obyek digunakan untuk mewakili sesuatu yang abstrak; lambang, contoh merpati adalah lambang dari perdamaian.
• Tanda yang tertulis, tercetak, huruf, singkatan dan lain-lain, mewakili sebuah obyek, kualitas, proses, kuantitas dan lain-lain, baik di dalam musik, matematika atau kimia.
==================================abiezm
Daftar Pustaka
Minggu, 03 Februari 2013
KAJIAN LANSEKAP ( part II)
Komponen Dalam Karakteristik Lansekap
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
.....................................Karakteristik lansekap pada sebuah kawasan terdiri dari aspek yang kasat mata (tangible) dan tidak kasat mata (intangible). Aspek-aspek ini akan memberi karakter historis pada lansekap dan memberi pemahaman akan pentingnya nilai kebudayaan. Karakter lansekap sangat beragam mulai dari pola beskala besar hingga detail dan material pada sebuah kawasan ( Page, Robert R, Cathy Gilbert, Susan A Dolan, 1998 dalan Uniaty, 2011) yaitu:
1. Sistem dan ciri alam (Natural system and features)
Cirri alam yang mempengaruhi perkembanagan lansekap dan bentukan yang dihasilkan alam pada kawasan (geomorfologi, geologi, hidrologi, ekologi, iklim, vegetasi)
2. Organisasi keruangan (Spatial organization)
Pengaturan elemen pencipta bidang dasar, bidang vertical dan bidang atap yang membentuk system keruangan dalam skala tapak maupun kawasan.
3. Penggunaan Lahan (Land use)
Organisasi, bentukan lansekap terkait dengan penggunaan lahan.
4. Tradisi budaya (Cultural Tradition)
Kegiatan yang mempengaruhi penggunaan dan pola pembagian lahan, bentuk bangunan dan penggunaan material.
5. Penataan cluster (Cluster arrangement)
Lokasi bangunan dan struktur lain dalam kawasan.
6. Sirkulasi (Circulation)
Ruang-ruang, fitur-fitur, dan material-material yang membentuk system pergerakan.
7. Topografi (Topoghraphy)
Konfigurasi tiga dimensi permukaan lansekap yang dicirikan oleh struktur yang terbentuk dan orientasinya.
8. Vegetasi (Vegetation)
Tanaman-tanaman asli atau baru berupa pohon, semak, tanaman rambat, rumput dan tanaman herbal.
9. Bangunan dan struktur (Buildings and structures)
Konstruksi tiga dimensi seperti bangunan umum, jalan, rumah, jembatan.
10. View dan vista (View and vista)
Fitur-fitur alami atau buatan yang dapat menciptakan kontrol pandangan.
11. Fitur-fitur air buatan (Construction water features)
Fitur buatan dan elemen-elemen air untuk tujuan tujuan fungsional dan estetika.
12. Fitur berskala kecil (Small scale features)
Kombinasi fungsi dan estetik dengan elemen-elemen detail yang memberikan keanekaragaman.
13. Kawasan arkeologis (Archeological sites)
Kawasan yang di dalamnya terdapat sisa peninggalan masa lampau bernilai historis.
..........................................Penciptaan karakter dari lansekap juga bisa diambil dari perbandingan dengan lansekap pada kawasan lain sehingga dapat diketahui ciri khas yang berbeda dengan yang lain.
abiezm
Daftar Pustaka
Sabtu, 02 Februari 2013
KAJIAN LANSEKAP ( part I)
Unsur dan Elemen Pembentuk Lansekap
Lansekap merupakan suatu kondisi bentang alam baik yang
alami maupun buatan, yang mewadahi semua kehidupan di atas bumi ini. Langit,
udara, tanah vegetasi, fauna, bangunan-bangunan, manusia, serta masih banyak
elemen lainnya, merupakan komponen-komponen penyusun lansekap. Masing-masing
komponen tersebut memiliki peran dan fungsi yang spesifik, sehingga secara
keseluruhan membentuk satu kesatuan sistem yang utuh dan saling terkait. Selain
faktor-faktor fisik, bentukan lansekap juga dipengaruhi oleh faktor non fisik,
seperti faktor ekonomi, agama, sosial, budaya, adat, serta tradisi yang hidup
dan berkembang di dalam masyarakat. Faktor non fisik tersebut akan sangat
berpengaruh terhadap bentuk dan karakteristik lansekap yang ada di suatu wilayah.
1.
Elemen-Elemen Ruang Luar
a. Lantai
:
·
Perkerasan
·
Rerumputan
b. Dinding
:
·
Pepohonan (pembatas fisik area)
·
Sirkulasi di sekitar (pembatas semu)
·
Bangunan di sekitarnya (pembatas masif)
c. Atap
·
Kanopi
·
Langit
2.
Unsur-Unsur Ruang Luar
a. Soft
Material
· Vegetasi
1)
Habitus
Tanaman berdasarkan segi Botanis/Morfologis :
- Pohon : batang berzat kayu, percabangan jauh dari tanah, berakar dalam,
tinggi di atas 3 m
- Perdu : batang berzat kayu, percabangan dekat dengan tanah, berakar
dangkal, tinggi 1-3 m
- Semak : batang tidak berzat kayu, percabangan dekat dengan tanah, berakar
dangkal
-
Semusim : daur hidupnya semusim (3-4 bulan)
- Rerumputan : jenis penutup tanah
2)
Fungsi
Tanaman
a.
Visual Control (kontrol pandangan)
-
Menahan silau yang ditimbulkan matahari, lampu, pantulan cahaya
- Sebagai dinding (border), atap (canopy / pergola) dan lantai
(groundcover)
-
Pembentuk privacy bagi manusia
- Sebagai penghalang pandangan sesuatu yang tidak menyenangkan (green
screen)
b.
Physical Barriers (Pembatas Fisik)
-
Pengendali / membatasi pergerakan manusia dan binatang
-
Pengarah gerak
c.
Climate Control (Pengendali Iklim)
-
Kontrol radiasi matahari dan suhu
-
Pengendali angin
-
Tanaman sebagai Filter
-
Pengendali suara
-
Pengendali kelembaban
d.
Erosion Control (Pencegah Erosi)
- Akar tanaman dapat mengikat tanah sehingga tanah jadi kokoh dan tahan terhadap
pukulan air hujan dan tiupan angin
- Vegetasi dapat menahan turunnya air hujan sehingga tidak langsung ke
tanah
e.
Wildlife Habitats (Habitat Binatang)
-
Tanaman sebagai sumber makanan bagi hewan
-
Tanaman sebagai tempat berlindung
f.
Aesthetic Values (Nilai Estetika)
-
Memberi nilai estetis dan meningkatkan kualitas lingkungan binaan
-
Dipengaruhi faktor warna, bentuk, tekstur, skala
- Dapat dicapai dengan mengkombinasikan terhadap unsur lansekap yang lain
-
Dapat dicapai dengan membentuk kesan pembayangan
3)
Perletakan
a)
Berdasarkan Tujuan-nya, mempertimbangkan kesan ‘unity’
- Mempertimbangkan variasi, penekanan, keseimbangan, kesederhanaan, dan
sekuensial
b)
Berdasarkan Fungsi-nya
-
Jalur tanaman tepi
-
Daerah tikungan
-
Jalur median jalan
-
Daerah persimpangan
4)
Bentuk
& Struktur
-
Ketinggian dan lebar vegetasi
-
Jenis ketahanan daun dari kerontokan
-
Struktur percabangan dan warna kulit vegetasi
-
Sifat mahkota daun yang teduh dan memberi aliran gerak angin
-
Peran dan guna dari vegetasi
·
Air
a)
Sifat
Sifatnya yang tenang membuat keberadaannya di kolam
menghasilkan refleksi bayangan yang indah
b)
Bentuk
Jika dikombinasikan dengan pohon dapat menghasilkan
suasana tenang
c)
Gerak Air
Dapat dimanipulasi menjadi bentukan air terjun, air
mancur, air mencurat, air memercik atau aliran air biasa
b. Hard
Material
· Batu
1)
Klasifikasi
Batu Alam berdasarkan TEGANGAN-nya :
- BATU LUNAK : batu alam yg mudah digali dan dipatahkan dengan tangan
telanjang. Mengalami pelapukan dan retakan
- BATU SEDANG : sifatnya antara lunak dan keras, mematah kannya dipukul
dengan palu, tak bisa dengan tangan biasa
- BATU KERAS : hanya bisa digali dengan bahan peledak, tak mengandung
banyak retakan
2)
Klasifikasi
Batu Alam berdasarkan KEJADIAN-nya :
- BATU KARENA PENGERASAN :berasal dari magma, yang karena tekanan panas,
muncul kepermukaan, meleleh lalu dingin dan mengeras
- BATU LAPISAN : terjadi krn pengerasan, dimakan cuaca mengendap di dasar
sungai/laut. Bersama lempung & kapur mengendap jadi lapisan
- BATU UBAHAN : batu lapisan yang berubah krn pengaruh gas dan tekanan
panas sangat tinggi (balur, batu keping dan batu kontak)
- BATU ROBOHAN : seperti pasir, kerikil, batu kali, cadas-lahar, batu paras.
3)
Batu Alam berdasarkan BENTUK & CARA MENYUSUN-nya:
- KONSTRUKSI DINDING BATU KALI ; digunakan tanpa persiapan atau pecahan
batu kali itu sendiri, tatanannya tidak teratur. Supaya konstruksinya kuat maka
digunakan batu tarahan.
- KONSTRUKSI DINDING BATU PECAHAN ; konstruksinya menggunakan pecahan batu
gunung tanpa batu tarahan. Dimensi tinggi pecahan batunya sekitar 15-30cm.
Penataannya diisi dengan bahan adukan atau ditambah batu kecil/tipis. Tebal
konstruksinya mencapai 50 cm
- KONSTRUKSI DINDING BATU TARAHAN ; membutuhkan tarahan pada bagian muka
dan sisi atas dan bawah sedikitnya 12 cm lebar dan siku-siku pada bagian muka
· Artificial
1)
BATU MERAH
- Batu buatan yang dibakar, terbuat dari campuran lempung, sekam padi (sbg
alas agar tak lengket tanah & sbg pori2 batu), kotoran binatang (utk
melunakkan tanah, membantu proses pembakaran) serta air (utk melunakkan &
merendam tanah)
-
Bahan bakarnya : kayu api atau sekam padi
2)
GENTING FLAM & GENTING PRES
-
Terbuat dari lempung yang dibakar, digunakan sebagai pelapis atap
- Dapur sederhana digunakan untuk membakar dengan dinding tetap dan lantai
berlubang
- Untuk genting press, cetakan dg mesin hasilnya lebih lebih rapi, rapat,
ukuran sama dan meminimalisasi rembesan air.
3)
BATAKO
- Batu buatan atau batu cetak yang tidak dibakar
- Terbuat dari tras, kapur dan sedikit semen portland
- Karena ukuran lebih besar dari bata merah maka dari segi kuantitatif
lebih hemat
- Berat tembok/dinding menjadi lebih ringan
- Bentuk dan warna yang cukup menarik, memungkinkan untuk penggunaan tanpa
plester
- Dapat dibuat dengan mesin-mesin yang sederhana.
========================== abiezm
Daftar Pustaka
Langganan:
Postingan (Atom)